Mengetahui ‘Empty Sella Syndrome’, Penyebab, Gejala sampai Penanganannya

Empty Sella Syndrome (ESS) merupakan keadaan medis yang terjadi dikala sella turcica, struktur tulang di dasar tengkorak yang menampung kelenjar pituitari, menonjol kosong atau cuma sedikit berisi cairan serebrospinal dalam pencitraan medis.

Meski jarang terdengar di kalangan umum, keadaan ini mempunyai implikasi penting bagi fungsi hormonal tubuh sebab keterkaitannya dengan kelenjar pituitari yang berperan dalam memegang beragam hormon esensial.

ESS bisa dibagi menjadi dua golongan utama menurut etiologinya merupakan primer dan sekunder. ESS Primer, Situasi ini terjadi tanpa adanya slot gacor 777 gangguan atau intervensi sebelumnya pada kelenjar pituitari.

Penyebab utama ESS primer merupakan cacat pada diafragma sellae, membran yang menutupi sella turcica. Cacat ini memungkinkan cairan serebrospinal masuk dan menekan kelenjar pituitari, menyebabkan kelenjar menonjol menyusut atau menghilang dalam pencitraan.

ESS Sekunder, bentuk ini biasanya timbul setelah suatu intervensi atau gangguan pada kelenjar pituitari, seperti pembedahan, terapi radiasi, infeksi, stress berat, atau tumor pituitari yang telah diangkat atau menyusut.

Pada ESS sekunder, keadaan ini merupakan hasil dari kerusakan atau penurunan volume kelenjar pituitari akibat tindakan atau penyakit sebelumnya. Gejala ESS bervariasi tergantung pada tingkat keterlibatan kelenjar pituitari dalam memegang fungsi hormonal.

Beberapa orang mungkin tak memperlihatkan gejala apa malah, sementara yang lain mungkin mengalami beragam gangguan hormonal. Beberapa gejala yang mungkin timbul seperti, disfungsi pada kelenjar pituitari bisa menyebabkan defisiensi atau kelebihan hormon tertentu, yang bisa mengakibatkan beragam masalah seperti hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, atau gangguan pertumbuhan.

Gejala Hingga Penanganan
ESS tak jarang dihubungkan dengan sakit kepala kronis yang mungkin berkisar dari ringan sampai berat. Tekanan dari cairan serebrospinal bisa memengaruhi syaraf optik, menyebabkan gangguan penglihatan.

Situasi di mana kelenjar pituitari tak mewujudkan cukup hormon, menyebabkan gejala seperti kelelahan, penurunan libido, infertilitas, dan pertumbuhan yang terganggu pada anak-anak.

Penanganan Empty Sella Syndrome

Pengobatan ESS tergantung pada gejala yang dialami pasien. Kalau tak ada gejala yang signifikan atau gangguan hormonal, penanganan mungkin tak diperlukan. Tetapi, jikalau ada gangguan hormonal atau gejala lain, sebagian pendekatan berikut bisa dipakai:

Pengobatan Hormonal

Kalau ditemukan defisiensi hormon, penggantian hormon sintetis mungkin diperlukan untuk mengembalikan kadar hormon ke tingkat normal.

Manajemen Sakit Kepala

Pengobatan sakit kepala bisa meliputi analgesik, terapi fisik, atau pendekatan lain yang cocok.

Penanganan Persoalan Penglihatan

Kalau terdapat tekanan pada syaraf optik, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan hal yang demikian.

Pemantauan Rutin

Pasien dengan ESS biasanya membutuhkan pemantauan rutin untuk mengevaluasi fungsi kelenjar pituitari dan menyesuaikan pengobatan hormonal cocok kebutuhan.

Empty Sella Syndrome merupakan keadaan medis yang berhubungan dengan sella turcica yang menonjol kosong dalam pencitraan medis, tak jarang kali akibat tekanan dari cairan serebrospinal. Meski bisa tak memperlihatkan gejala, keadaan ini bisa memengaruhi fungsi hormonal kelenjar pituitari dan menyebabkan beragam gejala klinis.

Diagnosis dan penanganan yang ideal membutuhkan evaluasi medis yang komprehensif untuk memastikan pengelolaan yang tepat sasaran dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul. Pemahaman yang lebih bagus seputar ESS bisa membantu pasien dan kekuatan medis untuk menghadapi keadaan ini dengan lebih bagus.

Цена: р.

Заказать